Satu aktivitas yang tidak boleh dilewatkan saat ke Gunung Bromo adalah mengunjungi Kawah Gunung Bromo. Perjalanan ke Bromo selain melihat sunrisenya yang cantik, tidak lengkap rasanya apabila kita tidak berkunjung ke Kawah Bromo. Perjalanan ke Kawah Bromo ini dilakukan setelah melihat melihat sunrise di view poin Bromo yang lokasinya di atas gunung Bromo.
Saat di lautan pasir, akan terlihat kawah yang berwarna abu-abu menjulang, berdekatan dengan Gunung Batok yang berbentuk seperti setengah lingkaran. Bentuk Kawah Bromo dari bawah sepintas mengingatkan seperti bentuk rangkain batu berwarna abu-abu terang dengan kontur tajam di beberapa titik.
Kawah gunung yang aktif ini adalah salah satu atraksi alam di Bromo yang harus disaksikan agar perjalannya ke Bromo lengkap dan berkesan. Pesonanya agung dan luar biasa. Gunung Bromo adalah bagian dari kaldera Tengger yang biasa disebut lautan pasir yang luasannya sekitar 10 km persegi. dengan lembah dan ngarai yang mengelilinginya. Sebagai centernya adalah Kawah Gunung Bromo aktif dan terus menerus mengepulkan asap putihnya ke udara. Pemandangan vulkanik yang begitu dekat dan nyata.
Sebuah fenomena alam yang luar biasa. Kawah Bromo adalah satu puncak Gunung Bromo dengan ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut. Kawah Bromo mempunyai luasan dengan garis tengah sekitar lebih kurang 800 meter (utara-selatan) dan 600 meter (utara-selatan)
Saat di atas, di bibir kawah Bromo. Anda bisa melihat lubang kawah yang menganga dan mengeluarkan asap putih. Aroma belerang menguar di udara saat berada di Kawah Bromo. Cukup terasa, namun tidak sepekat bau belerang seperti di Gunung Ijen. Aroma ini juga tergantung arah angin yang berhembus.
Selain viewnya bentang vulkanik yang kaya, Kawah Bromo juga menyimpan cerita budaya yang kaya juga. Upacara Kasada yang dilakukan oleh suku Tengger tiap tahun dan Kawah Bromo tempat puncak acaranya.
Hari Raya Yadnya Kasada atau Pujan Kasada adalah sebuah hari upacara sesembahan berupa persembahan sesajen kepada Sang Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Batara Brama (Brahma; dewa api). Upacara tahunan ini dilakukan di hari ke-14 dalam bulan Kasada dalam hitungan suku Tengger. Sesembahan atau sesajen untuk Sang Hyang Widhi, dan leluhur suku Tengger. Rara Anteng dan Jaka Seger. Nama Tengger juga berasal dari kata An “Teng” dan Se “Ger”.
Hampir semua orang Tengger di empat Kabupaten, Probolinggo, Pasuruan Lumajang, dan Malang hadir di upacara akbar ini. Sehingga acara ini banyak dihadiri oleh masyaraat Tengger dan pengunjung.
Upacara ini diawali dengan mengambil air suci dari Gunung Widodaren, kemudian dibawa ke Pura Luhur Poten. Acara kemudian dilanjutkan di Pura ini,a ada beberapa rangkaian acara Kasada yang dilakukan di Pura. Puncaknya adalah lelabuhan sesajen di kawah Gunung Bromo.
Lelabuhan merupakan acara inti dari upacara Kasada. Acara ini dimulai dengan berjalan dari Poten menuju kawah Gunung Bromo dengan membawa sesajen. Sesajen biasanya berisi hasil bumi maupun hewan ternak.
Untuk menuju Kawah Bromo ada beberapa opsi yang bisa Anda pilih, tergantung dari mana Anda akan memulainya.
Untuk dari Malang atau Batu, rute paling rekomen adalah melalui Tumpang ke Gubung Klakah untuk kendaraan roda empat. Ada rest area untuk memakirkan kendaraan Anda dan berganti dengan Jeep. Sebab medannya yang berat dan berbahaya. Untuk kendaraan roda dua bisa lanjut melewati Ngadas dan Jemplang. Namun pastikan kondisi kendaraan dan rem dalam keadaan prima, karena banyaknya tanjakan dan turunan curam. Terbaik adalah dengan motor yang punya kopling, motor matic tidak disarankan karena tidak mempunyai kemampuan engine brake.
Jika menggunakan angkutan umum dari Malang, naik kendaraan umum ke Tumpang. Dilanjutkan naik ojek ke Gubug Klakah dan kemudian menyewa Jeep untuk ke Kawah Bromo.
Untuk yang berangkat dari Probolinggo, kendaraan umum atau roda empat pribadi bisa naik sampai ke daerah Cemoro Lawang. Dari desa terdekat ke Kawah Gunung Bromo ini, untuk menuju Kawah Bromo bisa dilanjutkan dengan sewa Jeep atau naik ojek ke Kawah Gunung Bromo.
Jika anda dari arah Surabaya, pilihan paling tepat ke Kawah Bromo melalui Pasuruan. Dari Pasuruan ambil arah ke Tosari. Jika Anda membawa mobil, anda bisa memakirkan di rest area Tosari, kemudian berganti dengan Jeep ke kawah Bromo. Angkutan umum juga ada yang ke Tosari, Damri dari Surabaya berhenti di rest area Tosari. Untuk kendaraan roda dua bisa lanjut melewati Tosari ke arah Wonokitri, Dingklik, dan berakhir di Kawah Bromo.
Mendaki ke Kawah Bromo adalah salah satu pendakian yang paling mudah dibanding gunung-gunung di Indonesia yang lain. Karena infrastrukturnya yang paling lengkap. Dari kaki Kawah Bromo untuk ke kawah sudah disediakan tangga ke Kawah Gunung Bromo yang dibuat dari tangga semen. Jumlahnya 270 anak tangga dari bawah hingga ke atas. Ada juga yang menyebut, 240, 250 atau 260, ada yang mengatakan jumlah ini berubah-ubah karena rusak, tertimbun material letusan gunung Bromo, dan hal lain.
Sedangkan untuk gunung lain, yang jalur bagus, biasanya masih tanjakan tanah. Bromo sudah mempunyai tangga yang mempunyai dua jalur, untuk naik dan jalur untuk turun dangan pegangan tangan di tangga di masing-masing jalur.
Tangga Bromo ini ternyata bukan baru dibuat, tapi tangga Bromo mempunyai sejarah yang panjang. Sebagai tujuan wisata yang dikenal oleh turis mancanegara sejak tahun kolonial. Zaman dulu banyak tamu yang ke Gunung Bromo banyak bangsawan dan orang penting, kelas sultan untuk sekarang. Salah satunya adalah raja Thailand, Culalongkorn atau Raja Rama V . Dikabarkan perjalanannya mendaki Gunung Bromo ternyata juga terkait urusan spiritual.Bahkan mengajak anggota kerajaan perempuan dalam perjalannya ke Jawa. Bahkan ia tercatat tiga kali mengujungi Pulau Jawa, masing-masing tahun 1871, 1896, dan 1901.
Tangga Bromo dibangun pada tahun 1910, untuk menyambut pembesar kerajaan Jerman. Duke John Albert of Mecklenburg, ia adalah penguasa dua daerah di kerajaan Jerman. Tangga Bromo pertama kali dibangun untuk menyambut kedatangannya yakni pada tahun 1910. Ini diabadikan di prasasti yang dipasang di kaki anak tangga Bromo. Tertulis “BROMO-TRAP gebouwd in Maart 1910 Voor het eerst bestegen door Z. H. JOHANN ALBRECHT Hertog van Mecklenburg” yang diterjemahkan : ” BROMO-TRAP dibangun pada Maret 1910 Dipasang untuk didaki pertama kalinya oleh Z. H. JOHANN ALBRECHT Duke of Mecklenburg”
Sejak saat itulah tangga Bromo difungsikan untuk menuju kawah Bromo sampai hari ini. Beberapa kali dilakukan perbaikan agar tetap berfungsi dengan baik, apalagi Gunung Bromo beberapa kali meletus.
Sekarang, untuk menuju kawah Bromo ini, pengunjung dari parkiran Jip di Lautan Pasir Bromo menempuh jarak sekitar 1,4 Km. Hikingpun tetap menyenangkan, karena bisa mampir ke Pura Luhur Ponten di perjalanan menuju Kawah Bromo. Pura Luhur Ponten yang terletak di Lautan Pasir Bromo ini. Tempat ibadah ini aktif digunakan oleh suku Tengegr, pengunjung hanya bisa melihat dari luarnya saja, tidak boleh masuk.
Siapkan stamina untuk perjalanan ke kawah Bromo ini. Saat menuju kawah Bromo pastikan Anda membawa minuman yang cukup, agar tidak mengalami dehidrasi saat hiking. Topi dan Kacamata hitam juga cukup membantu karena sepanjang perjalanan tidak ada vegetasi yang tinggi.
Kalau enggan hiking, banyak penduduk Bromo yang menawarkan kuda sebagai transportasi ke kaki Kawah Bromo. Kisaran harganya sekitar 100-150 ribu untuk perjalanan bolak balik. Saat naik kuda juga obyek menarik buat foto-foto, instargamable.
Fasilitas paling dekat dan lengkap di Kawah Bromo adalah daerah sekitar parkiran Jeep Bromo. Pada lokasi ini terdapat deratan warung dan kios penjual makanan dan minuman. Tidak hanya minuman panas, ada juga minuman dingin yang pas diminum saat siang hari. Makanannya juga bervariasi banyak menu khas Jawa Timur, mulai dari nasi rawon, nasi jagung, bakso dan bermacam lainnya.
Tidak jauh dari parkiran ini juga tersedia toilet milik Taman Nasional Tengger Semeru.
0 Komentar